Tharik Hussain, yang juga dikenal sebagai Musulman si Pengelana, menemukan lima rahasia Islam di langit Eropa. Ketika ia berupaya menemukan jejak Islam yang tersembunyi di Eropa, ia mendapati petunjuk yang unik mengenai pertukaran budaya antara Eropa dan Islam. Ini meyakinkannya sebagai muslim Eropa yang modern, untuk mendalami lebih banyak tentang sejarah Eropa.
Berikut lima rahasia Islam yang jarang diketahui. Beberapa di antaranya terdengar lucu, menarik, bahkan juga akan membuat Anda takjub.
Pertama, sarapan bernilai tautan antar-benua. Di ibukota Austria, Wina, Tharik mendapatkan kisah antik mengenai croissant (roti berbentuk bulan sabit yang juga disebut sebagai menu sarapan khas Eropa), saat ia mendengarkan cerita tentang upaya Dinasti Utsmani mengepung Wina pada abad 16 dan 17. Menurut legenda, roti ini dirancang oleh seorang tukang roti terkenal pasca kegagalan Dinasti Utsmani merebut kota.
Bentuk sabit pada roti menggambarkan lambang bulan sabit yang terdapat dalam bendera Utsmani. Sebab itu, roti ini disebut croissant (sabit—penerj). Cincin tebal yang melingkari tubuh roti dimaksudkan sebagai ‘menangkap’ bulan sabit tersebut. Meskipun terdengar aneh, Tharik merasa menemukan dirinya menemukan perspektif baru kala melihat menu sarapan ala eropa ini.
Kedua, sampo dan kari, yang berasal dari pengaruhTurki dan India. Di setiap kamar mandi Eropa, tentu anda akan menemukan sebuah sampo. Tanpa disadari, sampo berperan dalam menghubungkan dua dunia. Sampo dibawa ke pantai Eropa oleh seorang dokter asal Bengali-India bernama Sake Dean Mahomed.
Mahomed tiba di Brighton pada abad ke-18 melalui koneksinya di East India Company Dock. Setelah sampai di sana, ia membuka sebuah salon kecantikan bergaya Victoria. Di sana, banyak masyarakat Inggris datang untuk pengobatan Champi (bahasa India untuk Sampo). Reputasinya kian meningkat saat ia berhasil menjadi tukang cuci rambut Raja George IV dan Raja William IV.
Tak hanya itu, Mahomed juga berkontribusi mengenalkan restoran kari pertama dalam sejarah budaya Inggris. Restoran tersebut dapat ditemukan di George Street, Westminster, dengan nama Hindustani Coffee House.
Ketiga, keturunan Normandia-Arab. Pengaruh Islam di Eropa memang didokumentasikan dengan baik, namun hanya sedikit yang mengetahui mengenai sejarah di sebuah tempat, beberapa ribu mil di timur laut pantai Liberia pada abad ke sebelas. Di sebuah pulau kecil bernama Sisilia, Italia, budaya Islam berkembang dengan pesat selayaknya yang terjadi di Andalusia. Yang membedakan, tempat tersebut tidak berada di bawah pemerintahan muslim, namun dipimpin oleh seorang raja keturunan Normandia dan Arab, yang beragama Nasrani.
Selayaknya yang terjadi di Alhambra-Granada dan Mezquita-Cordova, dalam periode kepenguasaan Islam, bukti-bukti fisik dan situs sejarah telah banyak berkurang.
Kendati demikian, Tharik mendatangi sebuah tempat yang tak jauh dari Sardinia, dan menemukan warisan fisik di bawah reruntuhan Kastil Aymerich. Hanya sedikit yang dapat digali dari kastil misterius ini, namun dalam reruntuhan kastil yang dikelilingi hutan tersebut ia menemukan sebuah lengkungan jendela Moorish. Saat Tharik mengingat kapan kastil tersebut dibangun, ia tak terkejut menemukan permukaan jendela tersebut dipengaruhi gaya arsitektur Islam di Sisilia.
Keempat, Drakula Muslim. Melalui novel horrornya yang bertajuk Dracula, Bram Stoker menarik banyak wisatawan di tanah Rumania. Kisah vampir bernama Vlad III asal Transylvania yang muncul di abad pertengahan ini adalah satu-satunya tempat wisata ‘menjual’ di Eropa Timur.
Akan tetapi, tak banyak orang mengetahui bahwa ternyata ada seorang Vlad III asli dari keluarga Dracul pada zaman itu. Vlad III ini dapat berbahasa Arab, dan beberapa bukti menyatakan ia adalah seorang penghafal Alquran. Tharik pertama mendapat fakta ini saat ia meneliti Masjid Utsmani di Kota Mangalia dan Constanta, Rumania.
Menurut buku sejarah, ayah Vlad mengirimkannya ke Istanbul dan tinggal bersama khalifah Utsmani. Ia dan kakaknya, Radu Dracul, dididik dengan cara tradisional Utsmani, dan dilibatkan dalam pelajaran bahasa Arab dan penguasaan Alquran. Ketika kembali ke Rumania, sang kakak Radu memutuskan masuk Islam dan masuk ke kekuasaan Utsmani pasca ayahnya Vlad II meninggal.
Kelima, kata serapan dari bahasa Arab. Di pulau kecil di Malta, warisan Islam tidak hanya ditemukan dalam buku, reruntuhan, atau kisah-kisah, tapi dari bahasa penduduk aslinya. Cukup minta seorang penduduk asli Malta berhitung sampai sepuluh, dan kita bisa mendengar angka yang pelafalannya sama seperti dalam bahasa Arab. Tharik menemukan fakta ini ketika ia mengucapkan tnej’n (berarti dua. itsnain dalam bahasa Arab) ketika ia membeli dua buah apel di pasar.
Di pulau Gozo, bagian dari Malta, kosakata dalam bahasa Arab akan sering didengar. Meski dekat Afrika bagian utara, dimana bahasa Arab digunakan secara luas, Malta adalah pulau kecil di dekat Italia. Kosakata yang digunakan para penduduk Malta adalah peninggalan tersisa dari pemerintahan Islam di Sisilia, yang dikembangkan selama masa kedudukan Fatimiyah dan Arab-Norman. Selain Arab, penduduk Malta juga menyerap bahasa Italia, Perancis, dan dalam tingkat lebih rendah, bahasa Inggris).
Islam di Sisilia benar-benar mati saat kekuasaan di Sisilia digantikan oleh Italia. Bahasa penduduk Malta adalah warisan hidup dari kejayaan Islam di Sisilia. Faktanya, dominasi bahasa Arab dalam malteselingua franca mencapai 32-40%. Ini membuktikan bahasa Arab bisa diklaim sebagai satu-satunya bahasa yang digunakan sebuah bangsa yang ditulis secara latin.
Dari tempat-tempat itulah, Tharik mendapat bukti-bukti sejarah Islam. “Mengapa kita tidak membagi fakta-fakta ini dengan masyarakat Eropa dan teman kita sesama muslim, agar bisa menjembatani semua jurang perbedaan di antara kita?” katanya.
sumber : alhikmah.co
0 comments:
Post a Comment