Remaja penderita obesitas dengan bobot 180 kilogram, Wahid Zeananda (19), meninggal di rumah sakit. Warga Jalan Tentara Pelajar No. 5 RT 4 RW 1 Kelurahan Slerok Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal, Jawa Tengah itu menghembuskan nafas terakhir, Senin (26/9/2016).
Winarni (46), ibunda Wahid menceritakan detik-detik meninggalnya bocah yang setiap hari mengkonsumsi ayam 3 kg, telur 3 kg, dan mi instan 10 bungkus tersebut.
Menurut Winarni, malam sebelum meninggal, anaknya mengeluh sakit pada bagian perut bawah. Namun, saat itu masih terlihat tidak begitu parah. Bahkan, Wahid masih terlihat sehat.
“Wahid masih sempat ketawa-ketawa, namun memang kelihatan ada yang seperti ditahan,” kata Winarni.
Wahid lantas minta disuapi dan dibersihkan mulutnya. “Saya sempat suapin dengan nasi ponggol. Tapi cuma setengah. Kemudian Wahid makan sendiri sampai habis,” tandas Winarni.
Sementara itu, tim dokter yang dibentuk RSUD Kardinah Kota Tegal untuk menangani remaja autis itu, juga merasakan kesedihan yang dialami keluarga Wahid.
Wakil Direktur RSUD Kardinah Bidang Pelayanan, drg Agus Dwi Sulistyantono saat jumpa pers beberapa saat setelah memperoleh kabar kematian Wahid mengatakan, tim dokter telah berbuat maksimal menangani Wahid. Langkah-langkah penanganan medis yang diambil juga sudah sesuai prosedur.
“Sebagaimana yang telah kita sampaikan sebelumnya, penanganan melibatkan sejumlah dokter spesialis. Kemudian kita fokuskan untuk mengembalikan fungsi organ. Namun, rupanya takdir berkata lain,” paparnya di hadapan sejumlah wartawan.
Menurut Agus, selama penanganan, kondisi Wahid memang sempat mengalami penurunan. Itu antara lain disebabkan, karena adanya pembesaran jantung
sebagai akibat obesitas. Selain itu, obesitas juga memungkinkan terjadinya penyumbatan jalan nafas pasien.
“Namun, selama pasien menjalani perawatan, kita sudah berupaya maksimal menanganinya. Sehingga kesehatan Wahid cukup stabil. Tetapi hari ini, kita mendapatkan kabar duka, yang bersangkutan ternyata meninggal dunia tadi pagi,” katanya.
Terkait penyebab kematian Wahid, Agus menegaskan, indikasinya karena penyumbatan jalan nafas saat tidur. Sehingga tidak ada yang mengetahui saat Wahid menghembuskan nafas terakhirnya.
0 comments:
Post a Comment