Wednesday, August 17, 2016

Pengamat Pendidikan: Sekolah Dari Pagi Sampai Sore Berisiko Jadikan Siswa Robot




KUPANG—Felysianus Sanga, Pengamat Pendidikan dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, menilai gagasan “full day school” akan membuat siswa seperti robot.
“Kalau terlalu dipaksakan dengan selama satu hari penuh di sekolah, siswa-siswa kita akan kelelahan yang kemudian akan membuat mereka  hanya mengikuti arahan dari guru tetapi tidak kreatif,” kata Felysianus kepada Antara di Kupang, lansir Antara, Kamis (11/8/2016).
Sanga menilai anak-anak yang terlalu lama berada di sekolah, akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan kreatifitasnya.
“Mereka masih perlu bermain, apalagi untuk anak-anak di sekolah-sekolah pedalaman mereka harus mempunyai kreatifitas dalam hal menenun atau melakukan kegiatan lain untuk membantu orang tua mereka,” tuturnya.
Sanga yang merupakan Ketua Program Studi (Keprodi) Linguistik Program Pasca Sarjana Undana, menjelaskan bahwa siswa SD berada pada umur berkisar dari enam sampai 12 tahun.
“Umur-umur seperti itu harus mendapat konsep khusus agar tetap bertahan dan tidak menjadi robot saat berada di sekolah selama satu hari penuh,” katanya.
Ada tiga konsep yang harus diterapkan, yakni bahasa, otak atau pikiran dan jiwa. Ketiga konsep tersebut harus selalu dipahami oleh guru-guru SD jika memang wacana tersebut benar-benar diberlakukan.
Jika selama satu hari sekolah itu ketiga konsep tidak saling berirama, maka dikhawatirkan akan mengganggu mental anak SD—hanya mau mendengar tetapi tidak dapat menyerap ilmu yang diberikan.
Sanga mengaku tidak keberatan dengan gagasan Full Day School, namun harus dikaji agar pelaksanaannya tidak mengganggu mental serta sistem belajar dari anak-anak SD. 

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Pengamat Pendidikan: Sekolah Dari Pagi Sampai Sore Berisiko Jadikan Siswa Robot

0 comments:

Post a Comment