Wednesday, April 27, 2016

I Love You AYAH



Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk
menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah
aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang
mengingatkan ibu untuk meneleponku?
Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering
menggendongku.

Tapi apakah aku tau bahwa
ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang
letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang
aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya
langsung kepadaku karena saking letihnya
mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam
tidur nyenyakku. Saat aku sakit demam, ayah
membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum
es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan
menangis didepan ibu. Tapi apakah aku tahu
bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku,
sampai beliau hanya bisa menggigit bibir
menahan kesakitanku.

Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar
malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh!
”Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin
menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar,
dibandingkan aku bahkan ibuku? Karena bagi
ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga.
Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun
melonggarkan peraturannya.

Maka kadang aku melanggar kepercayaannya.
Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu
dengan rasa sangat risau, bahkan sampai
menyuruh ibu untuk mengontak beberapa
temannya untuk menanyakan keadaanku,
''dimana, dan sedang apa aku diluar sana.''
Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar
aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku,
bahwa ayahlah yang berkata: Ibu, temanilah
anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita
bersama.

Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk
keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan
dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan
cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang
tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah
tidak ada lagi tempat untuk meminjam.
Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama
yang berdiri dan bertepuk tangan untukku.
Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ''anakku
sekarang sukses.'' Walau kadang aku cuma bisa
membelikan baju koko itu pun cuma setahun
sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan
doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu
dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku
menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati
– hati mengizinkannya.

Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas
pelaminan bersama pasanganku, ayahpun
tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku
memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke
belakang dan menangis? Ayah menangis karena
ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa,
“Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik.
Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis
bersama pasangannya.

''Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah''
Anakku..
Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya
melekat dinamamu ...
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang
menjadi air susumu ...
Nak..

Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do'anya selalu ada
namamu disebutnya ...
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar
karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu
untuk berlindung di lengannya dan dadanya
ketika kau merasa tak aman...
Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan
seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak
sanggup melepaskanmu...

Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau
sanggup menghadapi semua sendiri..
Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa...
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan
cinta bunda..
Anakku...
Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu...
Maka hormati dan sayangi ayahmu.
‪#‎NotulenILK‬

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : I Love You AYAH

0 comments:

Post a Comment