Friday, January 8, 2016

Karena Mimpi, Orang Ini Putuskan Jadi Muslim (2)



DALAM upaya untuk menghindari pengaruh dari pertimbangan emosional, saya memutuskan untuk pergi ke Jerman tahun ini. Saya tinggal sendiri di Hamburg. Selama ini, saya bergumul dengan beberapa pertanyaan dan berusaha untuk mencapai beberapa jawaban. Dalam proses ini, saya mengalami mimpi yang sangat mendalam.

Mimpi yang Mendalam :

Saya sedang duduk dengan sekelompok orang di tanggul yang menghadap dataran terbuka. Di kaki tanggul terdapat satu set jalur kereta yang membentang dari kejauhan terlihat trek itu bergerak ke kiri dan kanan, secara singkat kami menuruni trek. Ketika kami duduk di tepi, kami berdebat apakah ini rel kereta api atau bukan, karena tidak pernah ada satu kereta pun yang menghampiri kami. Setelah beberapa saat, satu orang dalam kelompok ingin menunjukkan keyakinannya bahwa ini bukan rel kereta api dan tidak akan ada kereta yang akan datang. Jadi dia duduk sendiri di tengah rel itu.

Beberapa saat kemudian, sebuah kereta besar datang dan bergerak dengan cepat di sepanjang rel, kemudian dalam beberapa saat kereta itu menghilang ke kejauhan. Kaget, saya pun pergi mencari orang yang begitu percaya diri dalam pernyataannya bahwa tidak akan ada kereta yang datang. Orang itu  telah menghilang, kereta telah menabraknya dan pergi ke kejauhan. Saya kembali ke yang lain duduk di tanggul. Mereka mulai berbicara satu sama lain, dan sekarang mereka sudah memiliki bukti atas pertanyaan, apakah kereta benar-benar ada atau tidak mungkin ada?.


“Apa kau tidak melihatnya?” saya bertanya, kagum pada mereka.

“Mungkin, tapi kita tidak bisa melihat apa-apa sekarang, jadi kita tidak bisa yakin bahwa ini benar-benar rel kereta api atau bukan,” jawab mereka.

“Bagaimana dengan orang yang sedang duduk di atas rel?” saya bertanya lagi.

“Saya tidak bisa melihat dia sekarang” jawab salah satu dari mereka.

“jadi bagaimana saya tahu kalau dia pernah ada? Buktikan kepada saya!” Mereka melanjutkan perdebatan, saya putus asa atas penolakan jelas mereka, mereka menilai sesuatu adalah fakta apabila sesuatu itu terus berada di depan mata mereka sepanjang waktu.

Pada saat itu saya terbangun, dan menyadari bahwa mimpi ini mencerminkan diskusi sia-sia dari para filsuf, dan saya telah menghabiskan begitu banyak waktu dalam mengamatinya. Saya menyadari bahwa kadang-kadang kepastian berasal dari peristiwa tunggal yang tidak bisa diulang. Mimpi menggema kuat situasi seseorang. Percaya akan Tuhan belum dapat membujuk orang lain untuk percaya akan keberadaan Tuhan, dan sesungguhnya tidak akan ada yang mampu membuktikan wujud Tuhan dan tempat tinggal-Nya. Tuhan tak terlihat tetapi ada bukti yang jelas bagi mereka yang mengetahuinya.

BERSAMBUNG

Sumber : OnIslam

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Karena Mimpi, Orang Ini Putuskan Jadi Muslim (2)

0 comments:

Post a Comment